Tags
Private label adalah merk yang dikeluarkan oleh toko swalayan atau hipermarket itu sendiri. Nama merk-nya menggunakan nama mereka sendiri.
Perbedaan yang mencolok dengan merk lain, private label hanya dipasarkan di dalam toko saja. Tidak ada aktivitas iklan di luar toko, misalnya, di televisi, majalah, koran atau kegiatan promosi lain.
Namun, iklan yang minimal justru menguntungkan. Kenapa? Seperti diketahui, kegiatan promosi dan pemasaran merupakan pengeluaran paling besar dalam komponen biaya produk consumer goods. Dengan beriklan sangat terbatas, private – label bisa menekan biaya, yang ujungnya menjual dengan harga lebih murah.
Di salah satu toko swalayan, di papan besar persis di pintu masuk dipasang klaim bahwa private –label bisa menghemat sampai 24%. Ada daftar barang dan perbandingan harganya. Sepertinya cukup menyakinkan.
Tidak percaya. Saya coba buktikan sendiri dengan survei kecil – kecilan atas beberapa bahan pokok yang paling sering dibeli saat belanja bulanan di supermarket.
Bisa dilihat perbedaan harga yang cukup lumayan. Meskipun perbedaan harganya tampak tipis, tetapi perlu diingat bahwa ini adalah barang – barang sering sekali kita beli dan rutin. Perbedaan tipis membawa perbedaan yang besar dengan frekuensi pembelian yang rutin dan sering.
Kekhawatiran paling sering disampaikan soal private label adalah kualitas. Asumsinya, harga murah, maka kualitas pasti jelek. Apalagi, lantaran private label jarang diiklankan di media massa, top of mind kita sebagai customer seringkali sudah tertancap dengan kuat pada merk merk yang dikenal selama ini. Tak kenal, maka tak sayang, begitu kata pepatah.